Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Kamis, 23 Januari 2020

Kabupaten Kudus mengalokasikan Rp35,4 miliar untuk memperbaiki sekolah yang rusak

Kabupaten Kudus mengalokasikan Rp35,4 miliar untuk memperbaiki sekolah yang rusak
Kabupaten Kudus mengalokasikan Rp35,4 miliar untuk memperbaiki sekolah yang rusak

Gerbong Berita Dunia - Pemerintah Kabupaten Kudus Agen Poker telah menyisihkan Rp35,4 miliar untuk meningkatkan infrastruktur 169 sekolah yang mengalami kerusakan di wilayah kabupaten, Joko Susilo, kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga pemerintah kabupaten, menyatakan.

Sekitar 80 persen dari institusi pendidikan yang rusak adalah sekolah dasar, sedangkan 20 persen sisanya adalah sekolah menengah pertama, katanya kepada wartawan di Kudus, Jawa Tengah, pada hari Kamis.

Meningkatkan infrastruktur pendidikan adalah bagian dari upaya pemerintah Kabupaten Kudus untuk menawarkan kondisi yang kondusif bagi guru dan siswa setempat di ruang kelas.

Dengan demikian, proses belajar mengajar di Kudus dapat berjalan dengan baik, dan kualitas pendidikan yang baik dapat dicapai, katanya.


Pemerintah pusat telah berjanji untuk fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia di tengah-tengah persaingan yang ketat di antara negara-negara di era digital ini.

Komitmen pemerintah pusat terlihat dari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang rancangan undang-undang tentang anggaran negara untuk tahun fiskal 2020 dan catatan keuangannya yang disampaikannya di sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat pada 16 Agustus 2019.

Jokowi menyatakan keyakinannya bahwa dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Indonesia akan dapat mewujudkan visinya untuk menjadi negara maju.

"Melalui tekad seperti itu, kebijakan fiskal 2020 disusun dengan tema 'Anggaran Negara untuk Mempercepat Daya Saing melalui Inovasi dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia,'" katanya kepada anggota parlemen pada waktu itu.

Untuk mewujudkan ambisi mulia Jokowi tentu bukan tugas yang mudah karena Indonesia masih berjuang untuk mengatasi masalah pertumbuhan yang terhambat di kalangan anak-anak, dan kualitas sumber daya manusianya juga bervariasi.

Sebagai negara terpadat keempat di dunia, Indonesia belum masuk dalam daftar negara terpelajar di dunia.

Studi John W. Miller (CCSU, 2016) menunjukkan bahwa Finlandia, Norwegia, Islandia, Denmark, Swedia, Swiss, Amerika Serikat, Jerman, Latvia, dan Belanda adalah 10 negara terpelajar teratas.

Studi yang dilakukan oleh Miller, seorang peneliti terkemuka di Central Connecticut State University, lebih lanjut mengungkapkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 61 negara. Peringkatnya hanya lebih baik daripada Botswana meskipun tertinggal jauh di belakang Singapura yang berada di peringkat ke-36 dan Malaysia, di posisi ke-53.

Studinya mensintesis "tes prestasi baca tulis (Kemajuan dalam Membaca Internasional Studi Keaksaraan dan Program untuk Penilaian Siswa Internasional) dan karakteristik perilaku melek huruf (populasi, surat kabar, perpustakaan, tahun sekolah)" (2016).

Miller menyatakan bahwa perilaku melek huruf suatu negara berkontribusi pada keberhasilan dan kegagalannya dalam menghadapi tuntutan ekonomi berbasis pengetahuan dunia.

Dalam hal kualitas pendidikan tinggi, Indonesia juga tampaknya jauh tertinggal dari Singapura, yang universitas-universitas terkemukanya telah meraih posisi terhormat dari universitas-universitas terbaik di tingkat regional dan internasional dibandingkan dengan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman